Sabtu, 05 April 2014

TUGAS KULIAH PSIKOLOGI OLAHRAGA


PERMASALAHAN PSIKOLOGI ANAK DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN PENJAS
Dosen : Habibi Hadi Wijaya, S.Or., M.Pd

Disusun Oleh Kelompok Guru Penjas
         Endang Wahyudin
         Suryana
         Ahmad Sugiri
         Muhlis H
         Arief Hidayat
         Angga Restu P
         Angga H.B

         Dian Budianti
         Rio Hamzah
         Gilang K
         Kartini Juliansih
         Aris
                                                           
Klas 6 F PJKR, FKIP, UNSIKA

A.     PERMASALAHAN    :
“KENAPA ANAK TIDAK MAU MELAKUKAN PRAKTEK KETIKA PRAKTEK PERTAMA SUDAH GAGAL” ?


B.     PEMBAHASAN

1.      Latarbelakang
Telah dilakukan kajian mengenai psikologi olahraga dan peranan olahraga bagi perkembangan fisik dan psikis anak-anak. Kajian bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai psikologi olahraga dan manfaat berolahraga bagi anak-anak.
Psikologi olahraga adalah ilmu yang mempelajari mengenai proses mental dan kejiwaan seseorang berkaitan dengan aktifitas olahraga yang dijalaninya. Psikologi olahraga di Indonesia masih luas cakupannya dan perlu untuk dikembangkan lebih lanjut. Olahraga bagi anak memiliki dampak positif baik perkembangan fisik maupun psikis. Anak yang teratur berolahraga akan berkembang dengan baik sesuai dengan umur serta akan tumbuh menjadi pribadi yang bermental kuat. Ada beberapa tahapan latihan fisik yang bisa diterapkan untuk anak-anak sesuai dengan tahapan umurnya.
Psikologi olahraga ternyata memiliki peran penting untuk menjaga keseimbangan antara kesehatan jasmani dan rohani seseorang. Dan berolahraga ternyata terbukti memberikan dampak positif yang mendukung perkembangan fisik serta psikis anak-anak.[1]
Dalam psikologi olahraga, kadang kita menemukan permasalahan-permasalahan tentang psikologi anak terhadap aktivitas olahraga dalam pendidikan jasmani (PENJAS).  Maka dari itu kita angkat poko permasalahan psikologi olahraga terhadap anak denganb judul “Kenapa Anak Tidak Mau Melakukan Praktek Ketika Praktek Pertama Sudah Gagal”.  Dengan demikian kita harus pahami tentang sikologi terhadap anak khususnya siswa-siswi disekolah.
2.      Pendapat Siswa-siwi dan Para Pakar Psikologi
Berikut ini pendapat dari sebagian siswa-siswi dari berbagai tingkatan pendidikan :
“Aku takut mengulanginya lagi ketika praktek pertama gagal karena kalo sudah pertama gagal kesananya pasti akan gagal terus, karena aku suka gapercaya diri” menurut Arsih S siswi klas VI SD Sartika. (22/03/2014)
“Kalo saya kadang-kadang suka susah untuk melakukan-melakukan praktek apabila sudah gagal karna konsentrasinya suka terganggu” menurut Wawan siswa klas VIII A SMPN 2 Tirtamulya. (25/03/2014)
“Karna malu, jadi sulit melakukan praktek kembali” menurut Nina Karlina siswi klas VII A Mts. An-nashir. (24/03/2014)
“Karna takut, karena takut gagal lagi soalnya kan kalau gagal kan pasti malu” menurut Nurul Hotimah siswi klas VII B Mts. An-nashir. (24/03/2014)
“Karna udah nyerah, apalagi kalau udah kehabisan tenaga, pasti nya kan kecapean untuk praktek nya lagi” menurut Amelia Pramesti Eka Putri siswi SMK An-nashir klas XI AP. (25/03/2014)
“Sering kali berpikiran negatif kalau praktek pertama sudah gagal pasti praktek berikut nya pun akan gagal lagi” menurut Neng Sri Maryani siswi klas IX B Mts. An-nashir. (26/03/2014)
“Karna trauma dengan kegagalan praktek yang pertama dilakukan, jadi sulit untuk mengulangi praktek yang berikut nya” menurut Nurintan Juliani siswi klas IX B Mts. An-nashir.(26/03/2014)
Begitupula diperkuat oleh pendafat para ahli tentang psikologi anak dalam berolahraga di sekolah dan atlet. seperti yang disampaikan oleh Drever (1971: 188) mental adalah keseluruhan struktur dan keseluruhan proses-proses dari unsur-unsur kejiwaan yang terorganisasi, maka pemahaman manusia sebagai kesatuan psiko-fisik yang organis merupakan prinsip-prinsip dasar yang tidak boleh diabaikan.  Menurut Scanlan (1984) dalam tulisannya yang berjudul: "Competitive Stress and the Child Athlete" yang dimuat dalam buku "Psychological Foundations of Sport" mengemukakan bahwa "competitive stress" atau stress yang timbul dalam pertandingan merupakan reaksi emosional yang negatif pada anak apabila rasa harga-dirinya merasa terancam.[2]
Jadi permasalahan anak tidak mau melakukan praktek ketika preaktek pertama sudah gagal adalah dari mental, rasa percaya diri, dan trauma, tentang praktek yang dilakukan, sehingga enggan atau tida mau mengulangi praktek yang kedua kalinya.

C.     SOLUSI
Oleh karna itu perlu ada solusi untuk memotivasi anak agar mau melakukan praktek dalam mata pelajaran Penjas di Sekolahnya.  Menginat disini sangat penting bagi Guru penjas untuk memotivasi anak didiknya agar mampu melakukan praktik-peraktik yang telah diberikan dengan rasa percaya diri, berani, bertanggung jawab, rasa ingin tau, dan kerja sama.
Solusinya yaitu :
a.       Menjelaskan betapa pentingnya olahraga dalm pendidikan jasmani,
b.      Memberikan motivasi-motivasi tentang olahraga agar peserta didik mau berolahraga,
c.       Memaksa peserta didik untuk melakukan prktek, dengan catatan olahraga yang tida membahayakan peserta didik itu sendiri
d.      Melakukan pendekatan bing-bingan konseling (BK) tentang Pendidikan Jasmani.
            Dengan demikian solusi di atas dapat membuat peserta didik termotivasi untuk melakukan praktek penjas yang diharapkan oleh semua guru penjas.

D.     KESIMPULAN
            Dalam psikologi olahraga, kadang kita menemukan permasalahan-permasalahan tentang psikologi anak terhadap aktivitas olahraga dalam pendidikan jasmani (PENJAS).  Maka dari itu kita angkat poko permasalahan psikologi olahraga terhadap anak denganb judul “Kenapa Anak Tidak Mau Melakukan Praktek Ketika Praktek Pertama Sudah Gagal”.  Dengan demikian kita harus pahami tentang sikologi terhadap anak khususnya siswa-siswi disekolah.
            Begitupula yang disampaikan oleh para siswa-siswi, tentang permasalahan yang dihadapi oleh siswa-siswi dan diperjelas oleh pakar psikologi Drever (1971: 188) mental adalah keseluruhan struktur dan keseluruhan proses-proses dari unsur-unsur kejiwaan yang terorganisasi, maka pemahaman manusia sebagai kesatuan psiko-fisik yang organis merupakan prinsip-prinsip dasar yang tidak boleh diabaikan.  Jadi permasalahan anak tidak mau melakukan praktek ketika preaktek pertama sudah gagal adalah dari mental, rasa percaya diri, dan trauma, tentang praktek yang dilakukan, sehingga enggan atau tida mau mengulangi praktek yang kedua kalinya.
            Oleh karna itu perlu ada solusi untuk memotivasi anak agar mau melakukan praktek dalam mata pelajaran Penjas di Sekolahnya.  Menginat disini sangat penting bagi Guru penjas untuk memotivasi anak didiknya agar mampu melakukan praktik-peraktik yang telah diberikan dengan rasa percaya diri, berani, bertanggung jawab, rasa ingin tau, dan kerja sama.

E.     DAFTAR PUSTAKA

[1]       
http//arispriyanto-sma1jogja.blogspot.com//2013/10/10/psikologi-olahraga-bagi-perkembangan-psik-dan-fisikis-anak-anak.html

[2]
http//berachunk-amrank.blogspot.com//2012/10/03/psikologi-kepribadian-sikap-dan-mental-atlet.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar