BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan jasmani
merupakan suatu peroses pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot tubuh
manusia agar peroses pendidikan yang sedang berlangsung tidak terhambat karna
gangguan kesehatan dan pertumbuhan tubuh manusi atau peserta didik. Sehingga
dengan pendidikan jasmani peserta didik diharapkan dapat mengembangkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam mengikuti peroses pendidikan. Dalam
hal ini Samsudin. (2010: 6) berpendapat bahwa, “Pendidikan jasmani merupakan
usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromuskuler,
intelektual dan sosial”.
Sangat pentingnya
pendidikan jasmani dalam peroseses pendidikan sehingga di setiap sekolahan
wajib diberikan pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan jasmani. Untuk
menujang peroses pembelajaran pendidikan jasmani diperlukan adanya alat peraga
(media), sarana dan perasarana.
Dalam hal ini sangan
disayangkan masih kurangnya alat atau sarana pembelajaran jasmani
disekolah-sekolah yang mengakibatkan peroses pembelajaran terhambat. Oleh
karena itu perlu pengadaan alat-alat, sarana dan perasarana yang dibutuhkan
dalam peroses pembelajaran pendidikan jasmani. Azhar Arsyad. (2013:19)
berpendapat, “Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangan membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pasan dan isi
pelajaran pada saat itu”. Begitu juga pendapat dari Wina Sanjaya. (2010: 55)
adalah, “kelengkappan sarana dan prasarana akan membantu guru dalam
penyelenggaraan peroses pembelajaran”.
Dari pendapat ahli
diatas jelas media (alat), sarana dan prasarana sangat penting keberadaanya
untuk mendukung peroses pembelajran di sekolah ataupun dalam dunia kepelatihan,
agar tercapainya tujuan pendidikan.
Berdasarkan latar
belakangkang diatas mengingat pentingnya pendidikan jasmani untun menunjang
peroses pendidikan. Maka perlu adanya pengadaan pasilitas alat (medi), sarana
dan prasarana pendidikan jasmani. Disamping itu mengingat penggunaan alat yang
sering kemungkinan besar terjadi kehilangan dan kerusksakan alat, maka perlu
adanya pengelolaan alat, sarana dan perasarana untuk meminimalisir kemungkinan
hilang dan ruksak terjaga. Bambang Ismaya. (2012: 44) mengemukakan, “Agar semua
pasilitas tersebut memberikan kontribusi yang berarti pada jalan peroses
pendidikan hendaknya dikelola dengan baik”.
Dalam pengelolaan perlunya diketahui tentang manajemen, agar alat atau
perlengkapan yang dimiliki bisa digunakan secara efektif dan efisien sehingga
tercapainya tujuan. Menurut Drs. Oey Liang Lee. Manajemen adalah, “seni dan
ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan
daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Begitu pula kita harus memahami tentang fungsi manajemen, dari
fungsi-fungsi managemen kita akan mengetahui hal apasa saja yang harus
dilakukan dan dikerjakan dalam melaksanakan suatu proses pekerjaan agar
tercapainya tujuan. Fungsi manajemen menurut Menurut George R.Terry. adalah, “Planning
(perencanaan), Organizing (perngorganisasian), Actuating (penggerakan),
Contolling (pengawasan)”. Dalam hal
ini Dr.S.P.Siagian berpendapat yaitu, “Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian), Motivating (motivasi), Controlling (pengawasan), Evaluating
(penilaian)”.
B.
Rumusan
Makalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan di atas, isi makalah ini akan dibahas menurut fungsi manajemen yaitu
:
1. Perencanaan
Pengadaan Alat Olahraga
2. Pembuatan
Struktur Organisasi dalam pengadaan alat Olahraga
3. Pembelian
Alat Olahraga
4. Pengelolaan
Alat Olahraga
5. Penggunaan
Alat Olahraga
6. Perawatan
dan Pemeliharaan Alat Olahraga
7. Evaluasi (penilaian)
C.
Tujuan
Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan
makalah di atas, penulis mempunyai tujuan dalam penuliasan ini, untuk
mengetahui:
1. Perencanaan
Pengadaan Alat Olahraga
2. Pembuatan
Struktur Organisasi dalam pengadaan alat Olahraga
3. Pembelian
Alat Olahraga
4. Pengelolaan
Alat Olahraga
5. Penggunaan
Alat Olahraga
6. Perawatan
dan Pemeliharaan Alat Olahraga
7. Evaluasi (Penilaian)
D.
Manfaat
Penulisan Makalah
1.
Dapat diperoleh informasi tentang Pembelian dan Perawatan Alat
Perlengkapan Olahraga.
2.
Dapat dijadikan sebagai masukan dan
pedoman guru Penjasorkes dalam
pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan pembelajaran Penjas.
3.
Bagi penulis dan penyusun dapat menambah wawasan tentang Pembelian dan Perawatan Alat
Perlengkapan Olahraga.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Perencanaan
Pengadaan Alat Olahraga
1.
Peralatan
Olahraga
Peralatan Olahraga sendiri bertujuan untuk membantu pembelajaran
pendidikan jasmani untuk tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.
agar dengan mudah mendapatkan perlengkapan olahraga sesuai dengan olahraga yang
di butuhkan. Olahraga sendiri adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menjaga kesehatan agar tetap sehat jasmani dan rohani, untuk menunjak peroses
pembelajaran disekolah.
Pada dasarnya guru Penjas sering mengalami kendala kekurangan
pasilitas atau alat peraga dalam memberikan materi pembelajaran, namun di era
sekarang ini banyak subsidi atau bantuan-bantuan dari pemerintah untuk pengadan
alat peraga dalam pembelajaran. Menurut Undang-undang Sistem Keolahragaan
Nasional (UU SKN) No. 3 Tahun 2005 pasal 20 dan 21 Sarana olahraga adalah
peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga. Sementara prasarana
olahraga adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan yang digunakan untuk
kegiatan olahraga dan/ atau penyelenggaraan keolahragaan.
2.
Manajemen
perencanaan
Tahap pertama dari manajemen perencanaan adalah perencanaan
yang sekaligus merupakan dari langkah pengadaan. Pengadaan alat, perlengkapan,
sarana dan prasarana tidaklah semudah pengadaan meja dan kursi yang hanya
mempertimbangkan selera dan dana yang tersedia. Proses pengadaan sarana dan
prasarana diperlukan pengadaan pertimbangan yang lebih banyak dan semuanya
harus bersifat edukatif (Arikunto dan Yuliana, 2008 : 275).
Pengadaan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana
melalui beberapa tahapan tertentu, yaitu (Arikunto dan Lia, 2008 : 275-276) :
a.
Menganalisis materi pelajaran yang lebih
membutuhkan media pelajaran dalam proses pembelajaran dan mendaftar media
pelajaran yang dibutuhkan. Hal ini dilakukan oleh guru bidang studi.
b.
Mengadakan seleksi menurut skala
prioritas terhadap media pembelajaran yang dibutuhkan. Media pembelajaran yang
lebih penting dan mendesak diadakan terlebih dahulu.
c.
Menginventarisasi media pembelajaran
yang telah ada dan nantinya akan dilakukan re-inventarisasi untuk mengetahui
kondisi media pembelajaran.
d.
Mengadakan seleksi media pembelajaran
yang masih dapat digunakan.
e.
Mencari dana yang diperlukan dalam
pengadaan media pembelajaran. Pencarian dana ini dilakukan jika dana dari
sekolah belum ada.
f.
Menunjuk seseorang atau beberapa orang
untuk bertanggung jawab dalam pengadaan media pembelajaran. Penunjukan ini
harus memenuhi beberapa kriteria yaitu : keahlian, kecakapan dalam
berkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya.
Dari beberapa tahapan diatas maka peru diadakannya analisi,
seleksi, inventarisasi, mencari dana, dan pengelolaan.
Dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a.
Analisis
Mengecek dan
mendata alat-alat apasaja yang dibutuhkan dan belum ada di sekolah,
b.
Seleksi
Menyeleksi
alat-alat apasaja yang perlu dan penting untuk di adakan, serta menseleksi
alat-alat olahraga yang masih bisa digunakan,
c.
Inventaris
Alat-alat yang
sudah ada telah dipakai untuk pembelajaran harus di re-inventarisasi untuk
mengetahui kondisi alat perlengkapan.
d.
Mencari dana
Apabila
keterbatasan dana dari anggaran sekolah maka perlu adanya pencarian dari luar
dengan membuat proposal atau suadaya masyarakat dalam hal ini dari siswa.
e.
Pengelolaan
Apabila
alat-alat sudah tersedia perlu adanya pengelolaan dalam hal ini harus
dibentuknya struktur organisasi dalam pengelolaan alat agar alat yang sudah ada
terjaga dan terawat.
Dari penjelasan tahapan diatas harus menjadi proritas utama
dalam tahapan perencanaan pengadaan alat perlengkapan, agar nantinya alat
perlengkapan pembelajaran yang akan di beli tidak sia-sia.
Pengadaan sarana dan prasarana yang menunjang dalam
pembelajaran yang lainnya adalah pengadaan buku. Pengadaan buku mulai dari buku
tulis, buku paket, dan buku lain yang dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran
juga harus ada. Buku-buku yang dipilih haruslah buku yang menunjang materi
pelajaran yang membuat peserta didik lebih tertarik untuk mempelajarinya. Buku
tersebut harus ditunjang dengan beberapa gambar, bentuk fisik yang sesuai
dengan isinya, ukuran yang sesuai, dan syarat lain yang berpengaruh pada
kesehatan (Arikunto dan Yuliana, 2008 : 277).
3.
Proposal Fasilitas Olahraga
Untuk tersedianya alat
perlengkapan olahraga, perlu di buatkannya peroposal pengadaan alat olahraga.
Karena proposal merupakan salah satu dari perencanaan.
Berikut contoh pembuatan proposal Menurut SDN II PONDOK. (2013):
PROPOSAL
PERMOHONAN BANTUAN FASILITAS
PENGGUNAAN ALAT OLAH RAGA SD/ SDLB

(Gambar. 1 alat olahraga)
SD NEGERI II PONDOK
UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN NGADIROJO
KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2013
PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH
DASAR NEGERI II PONDOK
KECAMATAN NGADIROJO
Alamat
: Ngadirejo Kulon, Pondok Kecamatan Ngadirojo
Ngadirojo,
11 Nopember 2013
Nomor :
431.2/ / 2013
Hal : Permohonan Bantuan Alat Olahraga
Kepada Yth.
Bapak
Gubernur Jawa Tengah
Cq.
Kepala
Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
Jln. Pemuda
No. 134 Semarang
Dengan hormat
Dalam upaya peningkatan standar
kompetensi bidang seni dan olah raga di Sekolah Dasar diperlukan sarana yang
baik dan memadai, agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar.
Untuk memenuhi hal tersebut supaya
sesuai dengan standar nasional pendidikan di SD Negeri II Pondok maka kami
mengajukan permohonan bantuan alat-alat olahraga yang benar-benar kami
butuhkan.
Sebagai bahan pertimbangan maka kami
lampirkan profil sekolah.
Demikian
besar harapan kami atas kebijaksanaan Bapak kami ucapkan terima kasih.
Mengetahui
Kepala UPT Dinas Pendidikan
Kecamatan Ngadirojo
Dra. DWI PUJIASTUTI, M.Pd
NIP. 19590127 198602 2 001
|
Ngadirojo, 11 Nopember 2013
Kepala SDN II Pondok
SUGINO, S.Pd
NIP. 19610322 198012 1 004
|
PROPOSAL
PERMOHONAN
BANTUAN ALAT PERAGA OLAHRAGA
UNTUK
SEKOLAH DASAR TAHUN 2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga Negara yang
berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2
menyebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya
wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
Sedangkan pada ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab
Negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah
pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi
seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan
lain yang sederajat.
B.
Dasar
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NOmor 9 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
C.
Maksud
dan Tujuan
Maksud dari pengajuan proposal Bantuan
alat peraga olahraga untuk Sekolah Dasar Tahun 2013/ 2014 di SDN II Pondok
adalah :
1. Memperlancar proses pembelajaran dalam mewujudkan
hasil pembelajaran yang optimal.
2. Memenuhi kebutuhan sarana alat peraga visual yang
dapat menumbuhkembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa.
3. Sebagai tolak ukur untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menyerap materi pelajaran yang sedang dipelajari.
4. Meningkatkan apresiasi dan motivasi siswa dan guru
dalam mengikuti proses pendidikan.
D.
Sasaran
Melengkapi kebutuhan sarana
pembelajaran dengan alat peraga pendidikan guna peningkatan kualitas
pendidikan.
BAB
II
PROFIL
SEKOLAH DASAR NEGERI II PONDOK
A.
IDENTITAS
SEKOLAH
1. Nama Sekolah :
SD Negeri II Pondok
2. Alamat Sekolah :
a. Dusun :
Ngadirejo Kulon
b. Desa :
Pondok
c. Kecamatan :
Ngadirojo
d. Kabupaten :
Wonogiri
e. Kode Pos :
57681
f. No Telp :
-
g. No HP :
082327878421
3. Tahun Didirikan : 1984
4. Tahun Operasional : 1984
5. Status Tanah : Hak Pakai
a. Hak Milik : -
b. Hak Guna Bangunan : 1.600 m2
6. Jumlah Siswa Tahun 2013/ 2014 : 97
KELAS
|
JUMLAH SISWA
|
ROMBEL
|
||
L
|
P
|
JUMLAH
|
||
I
|
6
|
7
|
13
|
1
|
II
|
6
|
4
|
10
|
1
|
III
|
6
|
8
|
14
|
1
|
IV
|
12
|
9
|
21
|
1
|
V
|
8
|
12
|
20
|
1
|
VI
|
8
|
11
|
19
|
1
|
Jumlah
|
46
|
51
|
97
|
6
|
B.
KEADAAN
GURU DAN KARYAWAN
No
|
Tenaga Pengajar/ Kepala Sekolah
|
Jumlah Status Kepegawaian
|
1
|
Kepala Sekolah 1
|
PNS
|
2
|
Guru Kelas (PNS) 3
|
PNS
|
3
|
Guru Kelas (Non PNS) 4
|
Latihan Kerja
|
4
|
Guru Agama Islam 1
|
PNS
|
5
|
Guru Penjaskes 1
|
PNS
|
6
|
Penjaga SD 1
|
Latihan Kerja
|
7
|
Tenaga Adm/ Perpust 1
|
Latihan Kerja
|
BAB
III
RENCANA
ANGGARAN
1.
ALAT
OLAHRAGA SD
No
|
Uraian
|
Spesifikasi
|
Harga
|
Vol
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Bole volley
|
384.000
|
2
|
768.000
|
Buku I hal 187
|
|
2
|
Bola kaki
|
263.000
|
2
|
526.000
|
Buku I hal 187
|
|
3
|
Bola basket
|
251.000
|
2
|
502.000
|
Buku I hal 188
|
|
4
|
Bola kasti
|
Merah
|
7.000
|
8
|
56.000
|
Buku I hal 188
|
5
|
Net Badminton
|
178.000
|
1
|
178.000
|
Buku I hal 190
|
|
6
|
Net Volley
|
735.000
|
1
|
735.000
|
Buku I hal 187
|
|
7
|
Ring basket
|
172.000
|
1
|
172.000
|
Buku I hal 188
|
|
8
|
Pemukul kasti
|
21.000
|
2
|
42.000
|
Buku I hal 189
|
|
9
|
Stop watch
|
1.170.000
|
1
|
1.170.000
|
Buku I hal 189
|
|
10
|
Matras sabut
|
358.000
|
1
|
358.000
|
Buku I hal 190
|
|
11
|
Kit Atletik
|
2.233.000
|
1
|
2.233.000
|
Buku I hal 190
|
|
Jumlah
|
6.740.000
|
BAB
IV
PENUTUP
Pengadaan alat peraga pendidikan
merupakan suatu kebutuhan yang diharapkan dapat terpenuhi, karena alat itu
sangat diperlukan untuk memperlancar proses pembelajaran.
Demikian proposal permohonan bantuan
alat peraga olahraga kami buat, atas perhatian dan terkabulnya permohonan ini
kami ucapkan terima kasih.
Mengetahui
Ketua Komite Sekolah
SARMAN
|
Ngadirojo, Nopember 2013
Kepala SDN II Pondok
SUGINO, S.Pd
NIP. 19610322 198012 1 003
|
B.
Pembuatan
Struktur Organisasi dalam pengadaan dan Perawatan Alat.
1.
Pengertian Pengorganisasian
Pengertian
Pengorganisasian adalah suatu proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai
dengan tujuan, sumber daya yang dimiliki, dan lingkungan yang melingkupinya.
Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
2.
Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi
adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur
organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana
fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan
(koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan Struktur
Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi
diolah. Struktur organisasi terdiri atas unsur
spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau
desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.
a.
Ciri-ciri
teknis organisasi tidak baik :
Ø Pengambilan keputusan seringkali terlambat ataupun seringkali
kurang baik.
Ø Organisasi tidak mampu bereaksi dengan baik terhadap
perubahan kondisi lingkungan.
Ø Dalam organisasi seringkali terjadi pertentangan.
b.
Faktor-faktor
yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
1) Strategi organisasi pencapaian tujuan.
2) Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi
output akan membedakan bentuk struktur organisasi.
3) Kemampuan dan cara berfikir para anggota serta
kebutuhan mereka juga lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam
penyusunan struktur perusahaan.
4) Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi
struktur organisasi.
Ada 4 aspek utama
penyusunan struktur organisasi yaitu departementalisasi, pembagian kerja,
koordinasi, dan rentang manajemen. Departementalisasi adalah pengelompokan dari
berbagai aktifitas kerja suatu organisasi supaya berbagai aktifitas yang sama
bisa digabungkan dalam satu unit kerja. Pembagian kerja, adalah rincian
tugas/pekerjaan yang harus dilakukan seseorang agar setiap orang yang terlibat
dalam organisasi bertanggungjawab melaksanakan aktifitas yang menjadi beban
tanggungjawabnya. Aspek koordinasi yaitu proses pengintegrasian beberapa tujuan
aktifitas pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang
fungsional) dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Ini
untuk mencegah seseorang berbuat untuk kepentingannya sendiri. Rentang
manajemen atau rentang kendali, adalah kemampuan manajer untuk melakukan
koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung kepada jumlah bawahan
yang melapor kepadanya.
c. Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
1) Spesialisasi kegiatan
2) Koordinasi kegiatan
3) Standarisasi kegiatan
4) Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5) Ukuran satuan kerja
Fungsi pengorganisasian
adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik
lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan
serta menggapai tujuan perusahaan
Dengan kata lain pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang
berhubungan dengan pembagian tugas. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam
melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan
dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang
bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus
diambil.
Jadi secara
keseluruhan,pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manjemen amatlah penting
karena tanpa ada langkah ini, tidaklah terwujud, seperti orgnanisasi, uraian
tugas wewenang dan tanggung jawab,uraian kaitan tugas atau pekerjaan yang satu
dengan pekerjaan yang lain. Sementara itu, sumber-sumber dasar (manusia dan
nonmanusia) tidak dapat digerakan untuk mencapai tujuan sebagaimana telah
diterapkan atau melalui perencanaan.
Dalam makalah ini sangat
penting organisasi di buat, agar perencanaan pengadaan alat terorganisir sampai
ppemeliharaan alat.
Berikut contoh struktur
organisasi menurut SMKN 9 Semarang:

(Gambar. 2 struktur organisasi)
C.
Pembelian
Alat Olahraga
1. Pembelian
Pembelian merupakan hal
penting dalam pengadaan alat perlengkapan, oleh karena itu pembelian masuk
dalam perencanaan pengadaan barang. Menurut Agung Muryanto, DKK. Yaitu, “Pembelian adalah
proses penemuan sumber dan
pemesanan bahan, jasa,
dan perlengkapan. Kegiatan tersebut
terkadang disebut pengadaan barang. Tujuan utamanya adalah memperoleh
bahan dengan biaya serendah mungkin
yang konsisten dengan kualitas dan jasa yang dipersyaratkan”.
Sebelum melakukan
pembelian adahal penting yaitu prinsip pembelian. Hal ini dijelaskan oleh Agung
Muuryanto, DKK :
a) The Right Price
Salah satu dari prinsip manajemen pembelian adalah
the right price.
The right price merupakan nilai suatu barang yang dinyatakan dalam mata
uang yang layak atau yang umum berlaku pada saat dan kondisi pembelian
dilakukan.
b) The Right Quantity
Jumlah yang
tepat dapat dikatakan sebagai suatu jumlah yang
benar-benar diperlukan oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
c) The Right Time
The right time menyangkut pengertian bahwa barang
tersedia setiap kali diperlukan. Dalam hal ini persediaan barang haruslah
diperhitungkan karena jika ada persediaan barang tentunya ada biaya perawatan
barang tersebut.
d) The Right Place
The right place mengandung pengertian bahwa barang
yang dibeli dikirimkan atau diserahkan pada tempat yang
dikehendaki oleh pembeli.
e) The Right Quality
The right quality
adalah mutu barang yang
diperlukan oleh suatu
perusahaan sesuai dengan ketentuan yang sudah dirancang yang paling
menguntungkan perusahaan.
f) The Right Source
The right source mengandung pengertian bahwa barang
berasal dari sumber yang tepat. Sumber dikatakan tepat apabila memenuhi
prinsip-prinsip yang lain yaitu the
right price, the
right quantity, the right time, the right place, and the
right quality.
2.
Jenis-jenis alat olahraga
Penjas adalah salah satu
olahraga yang sering diberikan untuk anak-anak di sekolah. Olahraga ini menjadi
salah satu mata pelajaran wajib yang harus ditempuh oleh anak-anak usia
sekolah. Ada berbagai jenis alat olahraga penjas. Bagi sekolah yang ingin
pengadaan alat olahraga penjas, mereka bisa mendapatkan berbagai alat olahraga
tersebut dengan mudah saat ini. Banyak toko atau distributor alat penjas yang
akan mebantu pihak sekolah maupun individu untuk melakukan pengadaan beberapa
alat olahraga tersebut. Ada dua jenis alat olahraga penjas yang bisa dibeli
diantaranya alat olahraga dalam ruangan dan alat olahraga di luar ruangan.
Alat olahraga yang
digunakan di dalam ruangan merupakan alat olahraga penjas yang digunakan pada
ruang tertutup sedangkan alat olahraga penjas luar ruangan bisa digunakan di
luar ruangan. Fasilitas olahraga yang ada dalam ruangan diantaranya adalah
tempat senam, shooting range dan beberapa fasilitas lainnya yang digunakan
untuk olahraga penjas di dalam ruangan. Bagi sekolah yang ingin membeli alat
olahraga untuk penjas di dalam ruangan, jenis alat olahraga penjas di dalam
ruangan lainnya adalah bola, matras senam, peralatan tennis, peralatan basket
dan peralatan lainnya yang bisa digunakan di dalam ruangan.
Memang, sarana olahraga
yang dibuat di dalam ruangan harus lengkap dan juga harus dilengkapi dengan berbagai
alat olahraga penjas agar kegiatan belajar mengajar lebih nyaman dan
menyenangkan. Selain alat olahraga penjas dalam ruangan, ada juga yang
digunakan di luar ruangan. Alat olahraga untuk penjas di luar ruangan
diantaranya adalah lapangan sepak bola dan lapangan basket. Untuk melangkapi
sarana olahraga di luar ruangan maka harus dibeli bola basket, bola untuk
olahraga sepakbola dan juga alat olahraga untuk basket. Berbagai jenis alat
olahraga penjas bisa didapatkan pada ditributor alat olahraga terpercaya dan
termurah. Saat ini Anda bisa mendapatkan berbagai jenis alat olahraga yang
murah dan lengkap untuk membantu kegiatan mengajar di sekolah baik alat
olahraga penjas dalam ruangan maupun di luar ruangan.
3.
Pemilihan Alat yang dibutuhkan
Sesuai perencanaan maka
pemilihan alat yang dibutuhkan harus benear-benar dipilih, untuk menjaga
anggaran yang keluar agar tidak sia-sia. Hal ini sangat penting karena
meminimalisir pembengkakan anggaran yang sudah ada. Dengan anggaran yang minim
pemilihan alat itu harus diperhatikan, agar nantinya bisa menyesuaikan dengan
kebutuhan alat yang akan digunakan.
a. Alat
perlengkapan olahraga
1) Bola Voli
2) Bola Sepak
3) Bola basket
4) Bola shoftball
5) Bola tenis meja
6) Perlengkapan atletik
a) Blok star
b) Peluru set
c) Cakram set
d) Lembing set
7) Net voli
8) Meja tenis set
9) Setik shoftbal set
10) Pelampung renang
11) Matras senam lantai, dan sebagainnya.
Diantara susunan
alat diatas itu bisa diadakan semua apabila anggarannya mencukupi, tetapi kalau
anggarannya minim bisa dipilih salahsatunya sesuai kebutuhan dan anggaran yang
tersedia.
Selain itu dalam
pembelian dan pemilihan alat perlu adanya managemen untuk menagtur dan tujuan
perencanaan menjadi efektip dan efisien.
D.
Pengelolaan
Alat Olahraga
Sarana dan prasaraa
olahraga adalah semua benda baik yang bergerak maupun tidak bergerak, yang
diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan olahraga baik secara langsung maupun
tidak langsung Administrasi sarana prasarana olahraga meliputi:
1) perencanaan kebutuhan
2) pengadaan
3) penyimpanan
4) inventarisasi
5) pemeliharaan
6) penghapusan prasarana dan sarana pendidikan
1.
Perencanaan Kebutuhan Sarana & Prasarana.
Dalam
merencanakan dan menentukan kebutuhan sarana prasarana perlu diketahui beberapa
hal, diantaranya adalah:
a) Pengisian kebutuhan sarana prasarana sesuai dengan perkembangan
olahraga.
b) Adanya sarana prasarana yang rusak, dihapuskan, hilang
atau bencana yang dapat dipertanggung jawabkan.
c) Adanya penyediaan sarana prasarana yang didasarkan
pada jatah. d.Untuk menentukan persediaan sarana prasarana pada tahun mendatang.
Cara merencanakan kebutuhan sarana pelajaran adalah:
a) Rencanakan kebutuhan baku, sarana dan prasarana
berdasarkan kebutuhan.
b) Diskusi jenis alat yang harus dibeli dan yang dapat
dikembangkan sendiri.
c) Lakukan skala prioritas pada saat pengadaan.
d) Catat fasilitas yang ada dengan cermat, apa yang sudah
ada dan apa apa yang belum/perlu diadakan.
e) Tentukan
pertanggung jawaban penggunaan sarana prasarana.
f) Susun kebutuhan sarana prasarana olahraga menurut
jenisnya dengan memperhatikan jumlah penggunaan.
2.
Pengadaan Sarana & Prasarana
Pengadaan sarana parasana
olahraga adalah upaya untuk mewujudkan atau menghadirkan kebutuhan sarana
prasarana olahraga sesuai kebutuhan dan rancangan anggaran yang telah disusun.
Adapun sumber dana untuk keperluan tersebut antara lain dari:
a) Subsidi bantuan pembiayaan dari pemerintah baik
melalui APBN maupun APBD
b) Swadaya organisasi atau lembaga olahraga yang
bersangkutan
c) Dana dari masyarakat atau sponsorship yang bersedia
menyediakan dana guna pengadaan sarana prasarana olahraga
Pengadaan sarana prasarana olahraga dapat dilaksanakan dengan cara:
a) Pembelian dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b) Membuat sendiri yaitu sarana prasarana yang diproduksi
oleh secara mandiri.
c) Penerimaan hibah atau bantuan, yaitu penerimaan dari
pihak lain melalui proses serah terima.
d) Penyewaan, yaitu sarana prasarana yang disewa dari
pihak lain untuk kepentingan organisasi/klub.
e) Pinjaman, yaitu sarana prasarana yang dipinjamkan dari
pihak lain untuk kepentingan organisasi/klub.
f) Pemanfaatan beberapa barang yang tidak terpakai
menjadi barang yang bermanfaat.
3.
Penyimpanan Sarana Prasarana
Penyimpanan sarana
prasarana olahraga adalah upaya menata dan meletakkan sarana prasarana pada
tempat yang terlindung sehingga tidak mengalami kerusakan, selain itu juga
menjaga dari kehilangan.
a. Halhal-Hal Yang Diperhatikan Dalam Penyimpanan
1) Persiapkan lokasi penyimpanan yang luas dan strategis.
2) Susun penyimpanan sarana-prasarana saranasecara rapi
3) Siapkan penerangan yang cukup.
4) Hindarkan dari panas yang berlebihan dan dingin yang
berlebihan yang bisa membuat sarana prasarana rusak.
5) Jauhkan dari zat kimia yang bisa menyebabkan
korosi/karat
4.
Inventarisasi
Inventarisasi adalah
upaya untuk mencatat dan membuat pembukuan keberadaan sarana prasarana
olahraga. Inventarisasi akan memudahkan pengelolaan sarana prasarana olahraga
dan mencegah hilang serta rusaknya sarana prasarana olahraga.
a. Langkahlangkah-Langkah Melakukan Inventarisasi
1) Siapkan buku inventarisasi
2) Inventarisasi dilakukan seorang yang ahli dan teliti.
3) Lakukan pelabelan dan tanda register semua sarana
prasarana dengan teliti dan Benar
4) Buat papan data keadaan sarana prasarana yang bisa
diketahui semua orang.
5) Pemeliharaan barang Pemeliharaan merupakan kegiatan
penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu sarana prasarana olahraga,
sehingga sarana prasarana tersebut dalam kondisi baik dan siap pakai.
Pemeliharaan dilakukan secara kontinyu terhadap semua barangbarang-barang
inventaris.
5.
Pemeliharan Sarana & Prasarana
MacamMacam-macam
pemeliharaan barang antara lain:
a) Pemeliharaan/ perawatan dan pencegahan berat, seperti
pencegahan/ perawatan barang dari segala sesuatu yang mengakibatkan kerusakan
berat pada sarana prasarana yang bersangkutan
b) Pemeliharaan/perawatan ringan, seperti pembersihan
debu, pembersihan sampah, pembersihan karat/korosi,
6.
Penghapusan
penghapusan sarana dan
prasarana olahraga dilakukan pada sarana prasarana yang mengalami kerusakan
atau tidak bisa digunakan lagi.
E.
Penggunaan
Alat Olahraga
Alat olahraga memang
seharusnya digunakan dalam pembelajaran penjas atau estrakulikuler olahraga
disekolah, namun kadang disela-sela waktu istirahat siswa selalu meminjamnya
untuk mengisi waktu istirahat mereka. Ini menjadi kendala dalam pengawasan alat
olahraga yang menyebabkan alat menjadi cepat ruksak, ruksak, bahkan hilang.
Seperti misalnya
penggunaan bola voli yang terbuat dari kalep apabila seringdigunakan maka bola
lambat laun akan ruksak, kalo hanya menggunakan tangn itu tida jadi masalah
memang sudah seharusnya bola voli digunakan menggunakan tanggan tapi kadang
siswa dalam penggunaan bola voli itu kadang ditendang bahkan dijadikan bola
tending ini yang menyebabkan bola cepat rusak.
Jadi disini seorang guru
olahraga harus hati-hati agar penggunaan alat olahraga digunakan sesuai dengan
pungsinya. Maka dari itu perlu dibuatkanya struktur organisasi dalam
pengelolaan alat seperti yang telah di uraikan pada sub B. Pembuatan Struktur
Organisasi dalam pengadaan dan Perawatan Alat dan sub D. Pengelolaan Alat
Olahraga.
Setelah pembuatan
struktur ada untuk pengelolaan alat maka selanjutnya perlu adanya perawatan dan
pemeliharaan dalem bentuk implementai seperti yang akan dijelaskan pada sub F.
Perawatan dan pemeliharaan alat olahraga.
Penggunaan alat olahraga
harus digunakan sesuai pungsinya karena ada alat olahraga ynga bisa digunakan
didalam ruangan dan ada alat olahraga yang digunakan didalam ruangan juga
ada alat olahraga yang bisa dipakai di keduanya.
Contoh alat olahraga yang digunakan di dalam ruangan:
a) Alat fitness
b) Tenis Meja
c) Matras
Contoh alat olahraga yang digunakan di luar ruangan:
a) Sepak bola
b) Alat-alat atletik (blok setar, lembing, pluru, cakram,
martil, arena lompat)
c) Alat softball
d) Alat renang
Contoh alat olahraga yang digunakan di dalam dan diluar ruangan:
a) Bola voli
b) Bola basket
c) Futsal
d) Tenis
Contoh-contoh penggunaan
alat diatas guna mengurangi resiko keruksakan dan kecelakaan seperti misalnya
matras di gunakan dilapangan dihawatirkan matras cepat robek dan ke hujanan
juga seperti alat atletik seperti misalnya peluru digunakan dalam ruangan
resiko kecelakaannya kemungkinan besar terjadi misalkan peluru dilemparkan
kedingding dan memantul mengenai temannya sehingga ter jadi cedera, begitu juga
dengan keruksakan alat yang cenderung besar karna peluru memantul kedingding
dan kelantai yang akan mengakibatkan robek pada lapisan karetnya.
Keterangan diatas yang
mengharuskan penggunaan alat olahraga digunakan sesuai kegunaan dan tempatnya.
Karna dalam setiap alat oalahraga mempunya standar penggunaanya masing-masing.
F.
Perawatan
dan Pemeliharaan Alat Olahraga
1. Sarana
dan perasarana
Sarana adalah perangkat
yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan, yang dimaksud sarana sekolah
adalah (1) sumber belajar seperti: buku paket, buku pelengkap, buku referensi,
buku bacaan, majalah, koran, modul, lembar kerjak, kaset Video, VCD, CD-ROM dan
sebagainya. (2) Media pembelajaran seperti radio, cassette recorder,TV, OHP,
Wireless, Slide Projector, LD/LCD/VCD/DVD Player, komputer dan sebagainya. (3)
Sarana Informasi dan Teknologi (IT) seperti internet. Banyak kasus terjadi di
beberapa sekolah yang mendapat bantuan proyek pengadaan fasilitas pendidikan
misalnya:
a. Peralatan rusak sebelum dipakai, karena sekolah tidak
mempunyai tenaga ahli yang dapat mengoperasikan alat baru tersebut, sehingga
alat yang baru itu dibiarkan kena debu, lembab dan akhirnya rusak.
b. Peralatan laboratorium cepat rusak, karena banyak guru
tidak mahir menggunakannya dan siswa sering coba-coba, sementara tenaga laboran
tidak memiliki kemampuan merawatnya.
c. Sekolah tidak mengalokasikan dana perawatan yang
cukup, karena memang tidak ada program yang lengkap.
d. Kamar mandi/WC kantor pimpinan sekolah selalu mendapat
perawatan rutin setiap hari dan bahkan diberi bahan pengharum padahal
pemakainya hanya 1 atau 2 orang, sementara kamar mandi/WC siswa dengan jumlah
pemakai banyak jarang dibersihkan, sehingga ada sekolah yang kamar mandi/WC
untuk siswa kotor berbau, bahkan kran bocor dibiarkan sampai berbulan-bulan dan
tidak sedikit sekolah yang hanya mempunyai sumber air yang terbatas sehingga
siswa sering tidak menyiram bekas buang air mereka. Tidak jelas siapa yang
harus memeriksa, kepada siapa dilaporkan, kapan diganti, tersediakah cadangan
kran di sekolah, dan sebagainya.
Prasarana adalah
perangkat pendukung yang digunakan untuk menunjang suatu penyelenggaraan
kegiatan. Sedangkan prasarana belajar adalah ruang kepala sekolah, ruang guru,
ruang BK, ruang TU, ruang OSIS, ruang kelas, laboratorium, kantin, koperasi,
tempat ibadah, lapangan Olahraga, kamar mandi/WC. Menurut Sasongko (2006:5.10)
menyebutkan bahwa, “yang termasuk sarana dan prasarana pendidikan adalah alat
peraga/alat praktek, laboratorium, perpustakaan, ruang keterampilan, ruang UKS,
ruang Olah Raga, ruang kantor, ruang BP, gedung dan perabot”
2.
Perawatan atau Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Perawatan atau pemeliharaan
adalah suatu usaha yang dilakukan dalam rangka meningkatkan, mempertahankan,
dan mengembalikan fasilitas dalam kondisi yang baik dan tetap berfungsi. Menurut
Soenarto (2002: 6) dalam buku pedoman manajemen perlengkapan sekolah,
pemeliharaan atau perawatan adalah, “upaya untuk membuat kondisi sarana dan
prasarana tetap terjaga dengan baik dan menghindari kerusakan yang terlalu
dini. Dengan demikian peralatan yang terawat dengan baik akan mudah untuk
dipakai dan dapat menghemat biaya pembelian barang baru”. Menurut Sarjiman
(2002:4) dalam buku pelatihan Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan
Prasarana menyatakan bahwa. “perawatan atau pemeliharaan adalah merupakan
kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan
peralatan pada kondisi yang dapat diterima. Kondisi peralatan yang selalu dapat
diterima tersebut dimaksudkan agar sarana atau fasilitas sekolah dalam keadaan
siap pakai seoptimal mungkin, untuk meningkatkan unjuk kerja dan memperpanjang
usia pakai, mengetahui adanya keruskan atay gejala kerusakan serta untuk
menghindari terjadinya kerusakan lebih fatal”.
Pemeliharaan peralatan
dan fasilitas sekolah yang lainnya memang perlu dilakukan oleh setiap sekolah.
Fasilitas yang selalu terawat dengan baik akan membuat pekerjaan berjalan
dengan lebih lancar. Pekerjaan yang berjalan tanpa adanya kendala dibidang
peralatan atau fasilitas lain tersebut akan mengefektifkan pekerjaan dalam
upaya mencapai tujuan sekolah.
a. Perawatan Terencana. Menurut (Soenarto 2002:4)
menyatakan bahwa perawatan terencana adalah jenis perawatan yang diprogramkan,
diorganisir, dijadwal, dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana,
serta dilakukan monitoring dan evaluasi. Perawatan terencana dibedakan menjadi
dua, yakni perawatan terencana yang bersifat pencegahan atau perawatan
preventif, dan perawatan terencana yang bersifat korektif. Menurut (Depdikbud,
1999:2) menyatakan bahwa perawatan preventif merupakan perawatan yang bersifat
pencegahan, adalah perawatan sarana dan prasarana pendidikan yang secara sadar
dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, serta
monitoring dengan tujuan untuk mencegah terjadinya gangguan kemacetan atau
kerusakan fasilitas atau peralatan sekolah. Perawatan preventif adalah
perawatan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan pelaksanaannya
dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang ditentukan sebelumnya
dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu komponen tidak
memenuhi kondisi normal. Perawatan korektif merupakan perawatan yang dilakukan
terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang secar sadar dilakukan melalui
tahapan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, serta monitoring dengan
tujuan untuk mengembalikan fasilitas atau peralatan pada kondisi standar, sehingga
dapat berfungsi dengan normal.
b. Perawatan Tidak Terencana. Menurut (Soenarto, 2002:4)
menyatakan bahwa perawatan tidak terencana adalah jenis perawatan yang bersifat
perbaikan terhadap kerusakan yang belum diperkirakan sebelumnya. Pekerjaan
perawatan ini tidak direncanakan, tidak dijadwalkan. Umumnya tingkat kerusakan
yang terjadi adalah pada tingkat keruskan berat. Karena tidak direncanakan
sebelumnya, maka juga disebut perawatan darurat
3.
Perawatan Preventif
Menurut (Depdiknas, 2000:
205) menyatakan bahwa, “perawatan preventif adalah tindakan perawatan yang
dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik sekolah,
seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya dengan tujuan untuk
meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan
menetapkan biaya efekti perawatan sarana dan prasarana sekolah”.
Menurut Soenarto (dalam
Depdiknas, 2002:4) tujuan perawatan preventif adalah mencakup:
(1) agar sarana dan prasarana
pendidikan selalu dalam kondisi prima, tetap berfungsi dan siap dipakai secara
optimal, (2) memperpanjang umur pemakaian, (3) menjamin kelancaran kegiatan
pembelajaran, (4) menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai, (5)
mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan, (6) menghindari
terjadinya keruskan secara mendadak, (7) menghindari terjadinya kerusakan
fatal.
Menurut (Depdikbud, 1999:4) disebutkan bahwa ada empat tujuan pokok
perawatan preventif, yaitu untuk:
(1) memperpanjang usia pakai perlatan.
Hal ini sangat penting jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli satu
peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari
peralatan tersebut, (2) menjamin peralatan selalu siap dan dalam kondisi optimal
untuk mendukung kegiatan kerja, shingga diharapkan akan diperoleh hasil yang
optimal pula; 3) menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan
terutama dalam keadaan darurat, adanya unit cadangan, pemadam kebakaran, dan
penyelamat; 4) menjamin keselamatan siswa yang menggunakan peralatan terebut.
4.
Perawatan dan pemeliharaan alat olahraga.
Seperti yang dijelaskan
diatas bahwa alat olahraga termasuk dalam sarana dan perasara sekolah yang
harus dirawat, untuk meminimalisir keruksakan dan kehilangan alat olahraga.
Agar alat olahraga bisa oftimal digunakan dalam peroses pembelajaran.
Dalam perawatan dan
pemeliharaan alat olahra perlu adanya pengelolaan yang khusus karena peralatan
olahraga mempunya tempat tersendiri. Dalam hal ini memnuntut guru penjas harus
menyiapakan pengelolaan alat olahraga. Karena peralatan olahraga menjadi
tanggung jawab guru penjas disekolah.
Guru olahraga atau penjas
bisa secara sendiri melakukan pengelolaan perawatan dan pemeliharan alat
olahraga apabila gulu olahraga tersebut setenbay di sekolah. Kalo tida bisa
mempekerjakan tulmen ynang khusus menjaga dan mendata alat olahraga, tapi
kemungkinan sekolah tidak siap untuk mengeluarkan honor untuk perawatan alat
olahraga tersebut. Apalagi sekolah yang masih keterbatasan dalam anggaran.
Olehkarena itu guru
penjas harus mencari ide lain untuk mendata, merawat dan memelihara alat-alat
olahraga. Salah satu solusinya adalah melibatkan siswa dalam bentuk organisasi.
Pengelolaan ini bisa
dibuatkan struktur organisasi untuk mendata dan merawat alat-alat olahraga, hal
ini bisa dilibatkan siswa pada eskul olahraga sebagai pengelola dan pemelihara
alat-alat olahraga dibawah naungan kesiswaan dan Pembina eskul olahraga. Dengan
melibatkan siswa secara tidak langsung guru olahraga mengajarkan siswa
organisasi dan tanggungjawa seperti tujuan pembelajaran penjas dalam indicator
pencapaina pembelajaran PJOK salah satunya kerjasama dan rasatanggung jawab.
G.
Evaluasi
Manajemen Pembelian dan Perawatan Alat Perlengkapan
1. Penegertian Evaluasi
Dalam sistem pembelajaran (maksudnya pembelajaran sebagai
suatu sistem), evaluasi merupakan salah komponen penting dan tahap yang harus
ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang
diperoleh dapat dijadikan balikan
(feed-back) bagi guru
dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan
pembelajaran. Di sekolah, Anda sering mendengar bahwa guru sering memberikan
ulangan harian, ujian akhir semester, ujian blok, tagihan, tes tertulis, tes
lisan, tes tindakan, dan sebagainya. Istilah-istilah ini pada dasarnya
merupakan bagian dari sistem evaluasi itu sendiri.
Menurut bahasa,
evaluasi (value) berasal dari bahasa Inggris evaluate, yang berarti menilai dan
menaksir.
Dalam pengertian umum, evaluasi berarti penilaian terhadap
segala sesuatu. Menurut Ahmad Tafsir, ada tiga istilah yang kadang-kadang
diartikan sama dalam peristilahan penilaian yaitu istilah test, measurement,
dan evaluation. Dalam bahasa Indonesia, dikenal istilah ujian.Test atau
testing, dalam arti umum dapat berarti mengetest kekuatan sesuatu benda dan
dapat pula berarti mengetest kemampuan sebuah kelas dalam suatu bidang studi,
dapat pula berarti mengetest tingkat kecerdasan seseorang, kesehatannya, serta
kemampuan-kemampuannya yang tertentu. Sekarang pengertian tersebut di sekolah
telah menjadi begitu luas, sehingga meliputi pengertian measurement dan
evaluation.
Secara operasional, evaluasi ialah usaha mengumpulkan
berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil
belajar yang dapat dijadikan dasar untuk menentukan perlakaukan selanjutnya.
Dengan demikian, evaluasi pendidikan agama adalah suatu kegiatan untuk
menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan dalam pendidikan agama.
Secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi
sama dengan menilai, karena aktifitas mengukur biasanya sudah termasuk
didalamnya. Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat
hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama
lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan.
Salah satu tahap pelaksanaan manajemen itu secara langsung
maupun tidak langsung sudah sering kita lakukan. Kita melakukan evaluasi
cakupan akses sanitasi dasar kita, jamban improved kita, laik sehat rumah makan
dan restoran kita dan lain sebagainya. Berdasarkan waktu, kita melakukan evaluasi itu di akhir tahun untuk
kepentingan penyusunan rencana kerja. Atau evaluasi pada pertengahan kegiatan
untuk kepentingan repoting dan recording kegiatan kita. Berikut beberapa
pengertian evaluasi menurut beberapa ahli :
Evaluasi adalah suatu proses yang teratur dan sistematis
dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang
telah ditetapkan kemudian dibuat suatu kesimpulan dan penyusunan saran pada
setiap tahap dari pelaksanaan program (Azwar, 1996). Evaluasi adalah a) cara
sistematis untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki dalam
meningkatkan perencanaan yang baik dengan melakukan seleksi yang cermat
terhadap alternatif yang akan diambil; b) merupakan proses berlanjut dengan
tujuan kegiatan pelayanan kesehatan menjadi lebih relevan, efisien dan efektif;
c) proses menentukan suatu keberhasilan atau mengukur pencapaian suatu tujuan
dengan membandingkan terhadap standar/ indikator menggunakan kriteria nilai
yang sudah ditentukan; d) didukung oleh oleh informasi yang sahih, relevan dan
peka (WHO, 1990).
2. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah meningkatkan mutu program,
memberikan justifikasi atau penggunaan sumber-sumber yang ada dalam kegiatan,
memberikan kepuasan dalam pekerjaan dan menelaah setiap hasil yang telah
direncanakan. Suprihanto (1988), mengatakan bahwa tujuan evaluasi antara lain:
a) sebagai alat untuk memperbaiki dan perencanaan program yang akan datang, b) untuk
memperbaiki alokasi sumber dana, daya dan manajemen saat ini serta dimasa yang
akan datang, c) memperbaiki pelaksanaan dan dan faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan program perencanaan kembali suatu program melalui kegiatan mengecek
kembali relevansi dari program dalam hal perubahan kecil yang terus-menerus dan
mengukur kemajuan target yang direncanakan.
Menurut Lavinghouze (2007), bahwa kegiatan evaluasi
dilakukan untuk: a) menyediakan pertanggungjawaban kegiatan kepada masyarakat,
stakeholder, dan lembaga donor; b) membantu menentukan tujuan yang telah
ditentukan pada perencanaan; c) meningkatkan program implementasi; b)
memberikan kontribusi untuk pemahaman ilmiah tentang hasil suatu program; dan
e) meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap masyarakat, dan f)
menginformasikan kebijakan. Sementara itu, menurut Hawe, et al. (1998),
evaluasi proses dilakukan untuk: 1) Menilai pencapaian program;
2) Menilai kepuasan sasaran; 3) Menilai pelaksanaan aktivitas program; 4)
Menilai tampilan komponen dan material
program.
Berdasarkan ruang lingkupnya menurut Azwar (2000), evaluasi
dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu : 1) evaluasi terhadap masukan (Input) yang menyangkut pemanfaatan berbagai
sumber daya, baik sumber dana, tenaga dan ataupun sumber sarana; 2) evaluasi
terhadap proses (process) lebih dititik beratkan pada pelaksanaan program,
apakah sesuai rencana, mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian dan
pelaksanaan; 3) evaluasi terhadap keluaran
(output), evaluasi pada tahap akhir ini adalah evaluasi yang dilakukan
pada saat program telah selesai dilaksanakan(summative evaluation) yang tujuan
utamanya secara umum dapat dibedakan atas dua macam yaitu untuk mengukur
keluaran serta untuk mengukur dampak
yang dihasilkan. Dari kedua macam evaluasi akhir ini, diketahui bahwa evaluasi
keluaran lebih mudah dari pada evaluasi dampak. Pada penelitian ini yang akan dilihat
adalah evaluasi keluaran.
Ruang lingkup evaluasi dibedakan atas 4 kelompok, yaitu: a)
evaluasi terhadap masukan (input) meliputi pemanfaatan berbagai sumber daya,
sumber dana, tenaga dan sarana, b) evaluasi terhadap proses (process)
dititikberatkan pada pelaksanaan program, apakah sesuai dengan rencana yang
ditetapkan atau tidak, c) evaluasi terhadap keluaran (output) adalah penilaian
terhadap hasil yang dicapai, d) Evaluasi terhadap dampak (impact) mencakup
pengaruh yang timbul dari program yang dilaksanakan.
Menurut Mantra (1997), evaluasi secara umum dibedakan atas
:
a.
Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan
pada saat merencanakan suatu program dengan tujuan menghasilkan informasi yang
akan dipergunakan untuk mengembangkan program agar program sesuai dengan
masalah atau kebutuhan masyarakat.
b.
Evaluasi proses adalah proses yang
memberikan gambaran tentang apa yang sedang berlangsung dalam suatu program dan
memastikan keterjangkauan elemen fisik dan struktural dari program tersebut.
c.
Evaluasi sumatif yaitu memberikan pernyataan
efektif suatu program selama kurun waktu tertentu dan dimulai setelah program
berjalan.
d.
Evaluasi dampak program yaitu menilai
keseluruhan efektifitas program dalam menghasilkan target sasaran.
e.
Evaluasi hasil yaitu menilai
perubahan-perubahan atau perbaikan dalam hal morbiditas, mortalitas atau
indikator status kesehatan lainnya untuk sekelompok penduduk tertentu.
Dalam hal pembelian dan perawatan alat perlengkapan dalam
makalah ini adalah perlu diadakanya evaluasi seperti penjelasan tentang pengertian
dan tujuan evaluasi diatas karena setelah Perencanaan Pengadaan Alat Olahraga, Pembuatan
Struktur Organisasi dalam pengadaan alat Olahraga, Pembelian Alat Olahraga,
Pengelolaan Alat Olahraga, Penggunaan Alat Olahraga, dan Perawatan dan
Pemeliharaan Alat Olahraga. Itu semua harus di evaluasi untuk mengetahui
kekurangan dan hahal apasaja yang perlu diubah dan di perbaiki untuk kebaikan
kedepannya.
Pada suatu program dilaksaanakan kemungkinan ada hambatan,
kekurangan, dan lain sebagainya yang menghambat program. Itu semua bisa
diperbaiki dengan adanya evaluasi diakhir atau di dalam proses program itu
berjalan. Di dalam proses program itu untuk kebaikan perogram kedepanya dengan
jangka waktu yang sudah ditetapkan, dan di akhir program untuk memperbaiki
perogram baru yang akan dilaksanakan. Sehingga tujuan dan fungsi-fungsi
manajemen dalam pembelian dan perawatan alat perlengkapan ini berjalan dengan
efektif dan efisien sesuai tujuan program.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan latar
belakangkang diatas mengingat pentingnya pendidikan jasmani untun menunjang
peroses pendidikan. Maka perlu adanya pengadaan pasilitas alat (medi), sarana
dan prasarana pendidikan jasmani. Disamping itu mengingat penggunaan alat yang
sering kemungkinan besar terjadi kehilangan dan kerusksakan alat, maka perlu
adanya pengelolaan alat, sarana dan perasarana untuk meminimalisir kemungkinan
hilang dan ruksak terjaga. Bambang Ismaya. (2012: 44) mengemukakan, “Agar semua
pasilitas tersebut memberikan kontribusi yang berarti pada jalan peroses
pendidikan hendaknya dikelola dengan baik”.
Dalam pengelolaan
perlunya diketahui tentang manajemen, agar alat atau perlengkapan yang dimiliki
bisa digunakan secara efektif dan efisien sehingga tercapainya tujuan. Menurut
Drs. Oey Liang Lee. Manajemen adalah, “seni dan ilmu perencanaan
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya
manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Begitu pula kita harus
memahami tentang fungsi manajemen, dari fungsi-fungsi managemen kita akan
mengetahui hal apasa saja yang harus dilakukan dan dikerjakan dalam
melaksanakan suatu proses pekerjaan agar tercapainya tujuan. Fungsi manajemen
menurut Menurut George R.Terry. adalah, “Planning (perencanaan), Organizing
(perngorganisasian), Actuating (penggerakan), Contolling (pengawasan)”. Dalam
hal ini Dr.S.P.Siagian berpendapat yaitu, “Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian), Motivating (motivasi), Controlling (pengawasan), Evaluating
(penilaian)”.
Peralatan Olahraga
sendiri bertujuan untuk membantu pembelajaran pendidikan jasmani untuk
tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani. agar dengan mudah mendapatkan
perlengkapan olahraga sesuai dengan olahraga yang di butuhkan. Olahraga sendiri
adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kesehatan agar tetap sehat
jasmani dan rohani, untuk menunjak peroses pembelajaran disekolah.
Tahap pertama dari
manajemen perencanaan adalah perencanaan yang sekaligus merupakan dari langkah
pengadaan. Pengadaan alat, perlengkapan, sarana dan prasarana tidaklah semudah
pengadaan meja dan kursi yang hanya mempertimbangkan selera dan dana yang
tersedia. Proses pengadaan sarana dan prasarana diperlukan pengadaan
pertimbangan yang lebih banyak dan semuanya harus bersifat edukatif (Arikunto
dan Yuliana, 2008 : 275).
Pengadaan sarana dan
prasarana yang menunjang dalam pembelajaran yang lainnya adalah pengadaan buku.
Pengadaan buku mulai dari buku tulis, buku paket, dan buku lain yang dapat
dijadikan referensi dalam pembelajaran juga harus ada. Buku-buku yang dipilih
haruslah buku yang menunjang materi pelajaran yang membuat peserta didik lebih
tertarik untuk mempelajarinya. Buku tersebut harus ditunjang dengan beberapa
gambar, bentuk fisik yang sesuai dengan isinya, ukuran yang sesuai, dan syarat
lain yang berpengaruh pada kesehatan (Arikunto dan Yuliana, 2008 : 277).
Untuk tersedianya alat
perlengkapan olahraga, perlu di buatkannya peroposal pengadaan alat olahraga.
Karena proposal merupakan salah satu dari perencanaan.
Struktur organisasi
adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur
organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana
fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan
(koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan
Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal
organisasi diolah. Struktur organisasi terdiri atas unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi,
sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan
kerja. Dalam makalah ini sangat penting organisasi di buat, agar perencanaan
pengadaan alat terorganisir sampai pemeliharaan alat.
Pembelian merupakan hal
penting dalam pengadaan alat perlengkapan, oleh karena itu pembelian masuk
dalam perencanaan pengadaan barang. Menurut Agung Muryanto, DKK. Yaitu,
“Pembelian adalah proses
penemuan sumber dan
pemesanan bahan, jasa,
dan perlengkapan. Kegiatan tersebut
terkadang disebut pengadaan barang. Tujuan utamanya adalah memperoleh
bahan dengan biaya serendah mungkin
yang konsisten dengan kualitas dan jasa yang
dipersyaratkan”.
Penjas adalah salah
satu olahraga yang sering diberikan untuk anak-anak di sekolah. Olahraga ini
menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang harus ditempuh oleh anak-anak usia
sekolah. Ada berbagai jenis alat olahraga penjas. Bagi sekolah yang ingin
pengadaan alat olahraga penjas, mereka bisa mendapatkan berbagai alat olahraga
tersebut dengan mudah saat ini. Banyak toko atau distributor alat penjas yang
akan mebantu pihak sekolah maupun individu untuk melakukan pengadaan beberapa
alat olahraga tersebut. Ada dua jenis alat olahraga penjas yang bisa dibeli
diantaranya alat olahraga dalam ruangan dan alat olahraga di luar ruangan.
Alat olahraga yang digunakan di dalam ruangan merupakan alat
olahraga penjas yang digunakan pada ruang tertutup sedangkan alat olahraga
penjas luar ruangan bisa digunakan di luar ruangan. Fasilitas olahraga yang ada
dalam ruangan diantaranya adalah tempat senam, shooting range dan beberapa
fasilitas lainnya yang digunakan untuk olahraga penjas di dalam ruangan. Bagi
sekolah yang ingin membeli alat olahraga untuk penjas di dalam ruangan, jenis
alat olahraga penjas di dalam ruangan lainnya adalah bola, matras senam,
peralatan tennis, peralatan basket dan peralatan lainnya yang bisa digunakan di
dalam ruangan.
Sesuai perencanaan maka
pemilihan alat yang dibutuhkan harus benear-benar dipilih, untuk menjaga
anggaran yang keluar agar tidak sia-sia. Hal ini sangat penting karena
meminimalisir pembengkakan anggaran yang sudah ada. Dengan anggaran yang minim
pemilihan alat itu harus diperhatikan, agar nantinya bisa menyesuaikan dengan
kebutuhan alat yang akan digunakan.
Sarana dan prasaraa
olahraga adalah semua benda baik yang bergerak maupun tidak bergerak, yang
diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan olahraga baik secara langsung maupun
tidak langsung Administrasi sarana prasarana olahraga meliputi: perencanaan
kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, inventarisasi, pemeliharaan, penghapusan
prasarana dan sarana pendidikan.
Alat olahraga memang
seharusnya digunakan dalam pembelajaran penjas atau estrakulikuler olahraga
disekolah, namun kadang disela-sela waktu istirahat siswa selalu meminjamnya
untuk mengisi waktu istirahat mereka. Ini menjadi kendala dalam pengawasan alat
olahraga yang menyebabkan alat menjadi cepat ruksak, ruksak, bahkan hilang.
Perawatan atau
pemeliharaan adalah suatu usaha yang dilakukan dalam rangka meningkatkan,
mempertahankan, dan mengembalikan fasilitas dalam kondisi yang baik dan tetap
berfungsi. Menurut Soenarto (2002: 6) dalam buku pedoman manajemen perlengkapan
sekolah, pemeliharaan atau perawatan adalah, “upaya untuk membuat kondisi
sarana dan prasarana tetap terjaga dengan baik dan menghindari kerusakan yang
terlalu dini. Dengan demikian peralatan yang terawat dengan baik akan mudah
untuk dipakai dan dapat menghemat biaya pembelian barang baru”. Menurut
Sarjiman (2002:4) dalam buku pelatihan Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan
Prasarana menyatakan bahwa. “perawatan atau pemeliharaan adalah merupakan kegiatan
yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan peralatan pada
kondisi yang dapat diterima. Kondisi peralatan yang selalu dapat diterima
tersebut dimaksudkan agar sarana atau fasilitas sekolah dalam keadaan siap
pakai seoptimal mungkin, untuk meningkatkan unjuk kerja dan memperpanjang usia
pakai, mengetahui adanya keruskan atay gejala kerusakan serta untuk menghindari
terjadinya kerusakan lebih fatal”.
Dalam hal pembelian dan
perawatan alat perlengkapan dalam makalah ini adalah perlu diadakanya evaluasi
seperti penjelasan tentang pengertian dan tujuan evaluasi diatas karena setelah
Perencanaan Pengadaan Alat Olahraga, Pembuatan Struktur Organisasi dalam
pengadaan alat Olahraga, Pembelian Alat Olahraga, Pengelolaan Alat Olahraga,
Penggunaan Alat Olahraga, dan Perawatan dan Pemeliharaan Alat Olahraga. Itu
semua harus di evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan hahal apasaja yang
perlu diubah dan di perbaiki untuk kebaikan kedepannya.
Pada suatu program dilaksaanakan kemungkinan ada hambatan,
kekurangan, dan lain sebagainya yang menghambat program. Itu semua bisa
diperbaiki dengan adanya evaluasi diakhir atau di dalam proses program itu
berjalan. Di dalam proses program itu untuk kebaikan perogram kedepanya dengan
jangka waktu yang sudah ditetapkan, dan di akhir program untuk memperbaiki
perogram baru yang akan dilaksanakan. Sehingga tujuan dan fungsi-fungsi
manajemen dalam pembelian dan perawatan alat perlengkapan ini berjalan dengan
efektif dan efisien sesuai tujuan program.
B.
Keritik
Dan Saran
1.
Dalam hal mencoba penyusunan makalah “Pembelian
dan Perawatan Alat Perlengkapan”. Kami sangat mengharapkan kritikan, saran, dan
partisivasi yang membangun kepada kami, agar penyusunan makalah ini bisa
lengkap seperti yang kami harapkan.
2.
Hendak nya semua teman-teman Mahasiswa
dari Prodi PJKR UNSIKA, dapat mengetahui manajemen dalam pembelian dan
perawatan alat perlengkapan dan mengaplikasikan ke kawan-kawan yang lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Azhar Arsyad. (2013). Media Pembelajaran.
Jakarta: Rajawali Pers
Wina Sanjaya. (2010). Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Bambang Ismaya. (2012). Pengelolaan
Pendidikan. Karawang: UNSIKA
Samsudin. (2010). Asas Dan Falsapah
Pendidikan Jasmani. Jakarta: UNJ
Rizki Zulpitri. (2012). Kendala
Guru Penjas. [Online]. Tersedia: http://rizkizulfitri-kiena.blogspot.com/2012/11/kendala-guru-penjas_9776.html
[02 November 2012]
SDN
II PONDOK. (2013). Proposal Fasilitas Olahraga. [Onlain]. Tersedia: http://sdnponda.blogspot.com/2013/11/latihan-blog.html [11 November 2013]
Angga Aldia Putra. (2012). Bisnis Peralatan Olahraga.
[Online]. Tersedia: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=93230&val=4999
______.(2014). Manajemen Sarana Dan
Prasarana. [Online]. Tersedia: http://henker17.blogspot.com/2014/04/manajemen-sarana-dan-prasarana.html [4 September 2014]
Fitria
Inasya. (2013). Pengertian Pengorganisasian, Struktur Organisasi, dan Fungsi
Pengorganisasian sebagai Fungsi Manjemen. [Onlain]. Tersedia: http://fitria-inasya.blogspot.com/2013/11/pengertian-pengorganisasian-struktur.html. [07 November 2013]
SMKN
9 Semarang. (------). Nain Vocational High School Semarang. [Onlain]. Tersedia:
http://vh9smg.wordpress.com/sub-organisasi/osis/
Agung Muryanto DKK. Aplikasi Transaksi Pembelian Dan Penjualan
Barang (Studi Kasus Toko Perlengkapan Olah Raga Sportivo Semarang). [Onlain].
Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/38544/2/Naskah_Publikasi_.pdf
Didik.
(2011). Pengelolaan Sarana & Prasarana Olahraga. [Onlain]. Tersedia: http://didik02.blogspot.com/2011/10/pengelolaan-sarana-prasarana-olahraga.html. [30 Oktober 2011]
Liyaasatya.
(2013). Pelaksanaan Manajemen Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di SMP Islam
Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya. [Onlain]. Tersedia: http://liyaasatya.wordpress.com/2013/12/24/pelaksanaan-manajemen-pemeliharaan-sarana-dan-prasarana-di-smp-islam-al-azhar-kelapa-gading-surabaya/ [December 24, 2013]
Muhammad Ali. (2013). Makalah
Evaluasi. [Onlain]. Tersedia: http://baik-itu-bodoh.blogspot.com/2013/11/makalah-evaluasi.html.
[13 November 2013]
Nur Mayasari. (2013). Makalah
Pentingx Evaluasi Manajemen. [Onlain]. Tersedia:http://nurmayasariewiend.blogspot.com/2013/10/makalah-pentingx-evaluasi-manajemen.html.
[27 Oktober 2013]
Kesma. (2014). Pengertian Dan
Tujuan Evaluasi Pada Tahap Manajemen. [Onlain]. Tersedia: http://www.indonesian-publichealth.com/2014/05/pengertian-dan-tujuan-evaluasi.html.
[01/05/2014]